PT November 2019: Aku Pahlawan Masa Kini

---

Bandung, asrama.itb.ac.id – Program pembinaan terus dilaksanakan demi mewujudkan insan asrama yang berbudi pekerti luhur. UPT Asrama ITB melaksanakan program Pembinaan Terpusat November pada Minggu (24/11) yang bertempat di Aula Timur Institut Teknologi Bandung. Pembicara pada acara PT November adalah Dr. Yuli Setyo Indartono, Direktur Pendidikan ITB, yang membawakan seminar berjudul “Aku Pahlawan Masa Kini”. PT November ini diikuti oleh seluruh penghuni Asrama ITB.

Awal kegiatan PT November ini diisi dengan sesi photobooth yang berada di seberang panggung PT November. Sembari menunggu kehadiran seluruh penghuni asrama, tutor asrama terus mengarahkan penghuni agar segera melakukan registrasi. Acara PT November dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu pembacaan Asrama dalam Hikmah.

Sambutan pertama dibawakann oleh Azhar Dhiaulhaq, sebagai ketua pelaksana PT November 2019, membawakan nuansa rasa kepahlawanan kepada seluruh peserta agar kiranya mereka mampu memaknai arti dari kegiatan PT November ini. Disambung dengan sambutan yang dibawakan oleh Dr.Ir. Agung Wiyono Hadi Soeharno M.Eng., selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama ITB, Bapak Agung juga akan menjadi moderator pada seminar “Aku Pahlawan Masa Kini”.

Seminar “Aku Pahlawan Masa Kini” dimulai dengan salam dan sapa dari Bapak Yuli kepada seluruh peserta. “Saya melihat para calon pemimpin, saya percaya, di berbagai bidang. Sejarah telah membuktikan itu. Banyak dari pahlawan formal, merupakan lulusan ITB, seperti Ir. Soekarno, Ir. H. Juanda, dan masih banyak lagi”, ujarnya pada saat membawakan seminar. Ia menceritakan sejarah tentang Ir. H. Juanda mengenai konvensi hukum laut internasional yang diperjuangkan oleh Ir. H. Juanda. Pada 1929, Ir. H. Juanda masuk sebagai mahasiswa Technische Hoogeschool te Bandoeng atau ITB pada zaman dahulu. Sejarah ini disampaikan kepada peserta agar peserta PT November ini dapat merasakan rasa kepahlawanan yang tertanam pada civitas ITB pada zamannya.

Usai seminar, sesi tanya jawab dimulai, dan ada beberapa penanya yang bertanya tentang berbagai hal. “Mengenai jiwa pahlawan, mengapa patriotisme dan nasionalisme itu tidak masuk ke dalam jiwa pahlawan?”, ujar Baejah, mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Bapak Yuli menjawab pertanyaan tersebut dengan menjelaskan bahwa nasionalisme yang merupakan perluasan dari rasa kepedulian dalam level nasional, sedangkan peduli level negara itu dinamakan patriotisme.

Tak hanya seminar, PT November ini juga mengadakan sesi Problem Solving Discussion (PSD) dengan harapan mampu menumbuhkan sifat berpikir kritis kepada penghuni asrama ITB terkait permasalahan-permasalahan yang dekat dengan kehidupan di asrama. Dilanjutkan dengan perform dari kabinet asrama dan beberapa pengumuman, acara PT November ini diakhiri dengan pembagian konsumsi kepada seluruh peserta.

 

Reporter: Mochammad Ronny Ardianto