Bandung, asrama.itb.ac.id – Asrama Institut Teknologi Bandung kembali menggelar program Pembinaan Terpusat pada Minggu (28/02) dengan acara utamanya yaitu talkshow inspiratif. Hal yang membedakan dengan Pembinaan Terpusat November 2020 lalu ialah talkshow ini diperuntukkan selain untuk mahasiswa baru penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K), tetapi juga dibuka untuk mahasiswa umum dengan total partisipan lebih dari 400 orang dalam platform online zoom. Pembinaan Terpusat Februari kali ini mengusung tema “Keterbatasan Bukanlah Penghalang untuk Tetap Peduli dan Berprestasi” dengan mengundang dua pembicara inspiratif, yaitu Herayati, S.Si., M.Si. dan Reni Romaulina, S.T.
Acara Pembinaan Terpusat (PT) Februari ini turut diawali dengan sambutan dari Nenden Rina Ratnakomala, S.T., M.T selaku Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan dan Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan serta Dr. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn. selaku Direktur Kemahasiswaan. Menurut Prasetyo, kegiatan pengembangan karakter layaknya Pembinaan Terpusat ini merupakan kegiatan penting di ITB. Berdasarkan pemaparannya, hasil survey terhadap alumni ITB menunjukkan kompetensi yang mereka dapatkan lebih banyak berasal dari kegiatan di luar kelas seperti, organisasi, himpunan, kewirausahaan, sosial masyarakat, dan lainnya. Oleh karena itu, kondisi daring ini tetap perlu diadakan kegiatan pengembangan karakter.
Dalam talkshow inspiratif ini, Herayati yang merupakan wisudawan berprestasi penerima beasiswa Bidikmisi membagikan kisahnya yang merupakan putri seorang tukang becak. Namun, dengan keterbatasan yang ada ia tidak khawatir dengan biaya dan tetap berkeyakinan kuat pada apa yang ia inginkan. Atas ridho Allah, ia diterima di ITB dan mendapatkan jurusan pilihannya. Ketakutan yang dimilikinya di awal perkuliahan ia jadikan sebagai motivasi untuk berprestasi. Jatuh bangun pernah ia alami hingga di jenjang S2. Sempat muncul rasa lelah dan menyesal, tetapi Herayati kembali mengingat keluarganya yang berharap pada dirinya. Rasa lelahnya tidak akan selesai jika ia tidak menyelesaikannya.
Reni yang juga merupakan wisudawan inspiratif penerima beasiswa Bidikmisi turut membagikan kisahnya. Selama 2 tahun, Reni kehilangan kesempatan berkegiatan organisasi dan himpunan karena harus merawat ibunya yang terkena penyakit tumor. Tanggung jawab besar harus ia pikul, diantaranya kegiatan akademik, merawat ibunya, dan bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang masih bersekolah di Purwakarta dengan keadaan pada saat itu ayahnya juga telah tiada. Kepergian ibunya kemudian menjadi turning point baginya. Jatuh bangunnya adalah proses belajar. Bagi Reni, penting untuk memiliki tujuan jelas agar terarah, memiliki relasi tanpa memandang apapun, selalu memiliki motivasi untuk terus berproses dan percaya bahwa tiada usaha yang mengkhianati hasil. Ia berkata hidup itu harus terus maju.
Kedua pembicara inspiratif ini berpesan kepada mahasiswa KIP-K bahwa setiap hari adalah proses belajar. Masa kuliah merupakan waktu terbaik yang dimiliki untuk belajar. Jangan hanya berfokus dengan akademik, tetapi juga aktif di kemahasiswaan dan tetap memperhatikan lingkungan. Untuk angkatan 2020, mereka berpesan agar semangat belajar, berkarya, dan jangan lupa berdoa.
Setelah talkshow inspiratif dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan konseling berkelompok bagi mahasiswa baru penerima KIP-K. Pembinaan Terpusat Februari ini turut memberikan apresiasi kepada para pemenang pre-event dan peraih NR (nilai rata-rata) tertinggi bagi mahasiswa baru penerima KIP-K dan tutor di Asrama Kidang Pananjung, Asrama Kanayakan, dan Asrama Sangkuriang. Acara ini kemudian ditutup dengan pengumuman dan foto bersama.
Penulis: Aisyah Nur Fitriani - Tim Komunikasi dan Informasi Tutor Asrama ITB
Sebagai wadah pembentukan karakter, Pembinaan Terpusat Kembali Diselenggarakan 01 Oktober 2018, at 13:17 WIB Sabtu, 22 September 2018. Unit Pelaksana Teknis... |